WELCOME TO MY BLOG :)

Pribadi, Berita Unik, Cerita, Cinta, Inspiration

ENJOY at this blog !


Rabu, 20 Mei 2015

BUDAYA DAN PERSPEKTIF IMAN KRISTEN























Saya mendapat tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen. Saya ingin share tugas yang telah saya buat. Mengaitkan salah satu budaya dari kampung asal saya dengan perspektif iman Kristen. Apakah budaya tersebut cocok ataukah malah sebaliknya?
Cekidoott ~
 


TARI MAKU-MAKU DI NEGERI
SOAHUKU (LILIPORY KALAPESSY)
Makalah Pendidikan Agama Kristen

 


Theresa Welma Kakiay
201336073
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS PATTIMURA
KOTA AMBON
2014

*********************************************************************

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Indonesia kaya akan berbagai macam kebudayaan, masing-masing provinsi, pulau serta suku terdapat di Indonesia. Dan setiap suku tentu berbeda budayanya. Indonesia di bagian timur terlebih khusus di Provinsi Maluku, terkenal sebagai provinsi dengan seribu Pulau. Berbicara soal budaya, apa itu budaya? dalam bahasa sansekerta: buddhaya: budi) adalah sesuatu yang berpangkal pada manusia, sebagai wujud ekspresif insani kemanusiaannya. Banyak kebudayaan yang diturunkan oleh para leluhur di Maluku. Pada kesempatan kali ini penulis lebih menitikberatkan pada Maluku Tengah yaitu di Pulau Seram tepatnya di desa atau negeri Soahuku (Lilipory Kalapessy) mengenai kebudayaan di dalamnya. Seperti desa-desa yang lain, di negeri Soahuku (Lilipory Kalapessy) memiliki kebudayaan yang diturunkan oleh para leluhur juga, seni budaya yang paling khas dan terkenal dari Maluku Tengah, terlebih khusus di negeri Soahuku adalah seni tari, yang dikenal dengan tari Maku-Maku atau tari Maru-Maru. Makna daripada setiap gerakan di tarian ini dianut oleh seluruh masyarakat di negeri Lilipory Kalapessy tanpa terkecuali.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa itu Tari Maku-Maku?
2.      Apa makna secara cultural mengenai tari Maku-Maku?
3.      Bagaimana tinjauan teologis terhadap makna Tari Maku-Maku?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Tari Maku-Maku

Tari Maku-Maku adalah tari rakyat (folk dance). Tari Maku-Maku atau Tari Maru-Maru dalam bahasa tanah (bahasa daerah) di Pulau Seram artinya “berjalan pelan-pelan”. Biasanya tari ini dilakukan oleh seluruh masyarakat terutama orang dewasa baik perempuan maupun laki-laki, termasuk pemuda dan remaja. Anak-anak juga dapat mengikuti tari ini, namun jika tari ini dilakukan oleh anak-anak, maka keseluruhan penari haruslah anak-anak. Sebab jika digabung dengan orang dewasa maka tidak akan ada keseimbangan, karena tari ini dilakukan dengan cara seluruh penari bergandengan tangan (baku kele) satu dengan yang lain membentuk sebuah lingkaran dan menari berlawanan arah jarum jam dengan gerak langkah kaki yang sama maju dan mundur . Tari ini diiringi dengan alat musik tifa oleh beberapa orang dan lagu-lagu tradisional yang disebut Kapata. Secara adat, di negeri Soahuku dan beberapa negeri lainnya (Amahai, Haruru, Makariki,dsb) di Pulau Seram-Maluku Tengah, tari ini dilakukan dalam upacara atau acara-acara adat misalnya pengangkatan Raja (Upu Latu atau Ina Latu), mengadakan panas pela, maupun pesta-pesta tertentu yang dirayakan oleh negeri.   
2.2 Makna Tari Maku-Maku secara cultural
Secara adat, makna dari tari ini adalah mewujudkan rasa kebersamaan dan persekutuan hidup antar anggota masyarakat di negeri. Tanda persekutuan itu diwujudkan dalam bentuk tari yang berbentuk lingkaran dan arah tari tersebut berlawanan dengan arah jarum jam, yang artinya berjalan mundur untuk maju kedepan secara bersama-sama dalam menghadapi segala bentuk tantangan. Biasanya tari ini dilakukan pada waktu malam. Ekspresi daripada tari ini adalah bersifat rasa gembira dan sukacita. Secara adat, di negeri Soahuku dan beberapa negeri lainnya (Amahai, Haruru, Makariki,dsb) di Pulau Seram-Maluku Tengah, tari ini dilakukan dalam upacara atau acara-acara adat misalnya pengangkatan Raja, mengadakan panas pela, maupun pesta-pesta tertentu yang dirayakan oleh negeri.    

2.2              Tinjauan teologis dari tari Maku-Maku

Sesuai dengan makna melalui latar belakang cultural atau budaya dari tari Maku-Maku, maka bila ditinjau dari segi teologis atau ditinjau dari perspektif iman kristen maka kita bisa mendapat beberapa aspek positif dari makna tari ini, antara lain :

Ø  Nilai persekutuan hidup
Sesuai dengan tari Maku-Maku yang mempunyai aspek persekutuan yang dilambangkan dengan cara menari saling bergandengan tangan oleh para penari dalam satu lingkaran tari tersebut, maka makna teologi yang dapat diambil dari tari ini adalah makna Koinonia. Itu berarti tari ini melambangkan hubungan persaudaraan antar umat atau anggota jemaat yang kuat di dalam Tuhan. Hal ini dilandaskan berdasarkan Mazmur 133, yang mana selaku umat kristiani kita bersatu dan hidup dengan rukun dengan sesama kita dalam suatu persekutuan.

Ø  Bersama-sama dalam suatu persekutuan menghadap tantangan di masa depan berdasarkan iman Kristen.
 Makna menghadapi tantangan disini, sesuai dengan nilai budaya yang terdapat dalam tari Maku-Maku, dimana arah gerak tari berputar mundur melawan arah jarum jam untuk balik ke depan, ditafsirkan kita mundur untuk maju menghadapi tantangan di depan secara bersama-sama. Dengan demikian secara teologi, nilai rohani kristiani yang dapat diungkapkan dari tari ini bahwa umat kristiani harus kuat di dalam Tuhan walaupun menghadapi tantangan, sekalipun ada saja tantangan yang membuat kita ingin mundur, namun bersama Tuhan kita pasti dapat maju. Kadangkala ada saja tantangan yang membuat kita mundur, dan orang lain selangkah lebih maju, namun jika kita teguh dalam iman, melalui kemunduran yang dialami dan dari posisi tersebut kita dapat melakukan sebuah loncatan yang jauh, bukan hanya selangkah saja. Dan juga tari ini dapat memberikan kekuatan spiritual (iman) kepada umat kristiani untuk hidup dalam Kristus, sehingga bisa berjuang menentang cara hidup lama yang penuh kesalahan dan dosa dan berjuang bangkit kembali untuk menjadi manusia yang hidup baru (Kolose 3:5-17). Dilandasi firman “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”(2 Korintus 5:17)


Ø  Hidup memperhatikan satu dengan yang lain
Dalam gerak tari ada gerakan langkah yang sama, dorongan, dengan bergandengan tangan. Dapat mengambil makna bahwa kita selaku umat Kristen harus hidup saling memnbantu dengan sukacita tanpa harap imbalan antara satu dengan yang lain. Setiap orang jangan hanya memperhatikan dirinya sendiri, jangan menganggap dirinya lebih utama daripada yang lain (Filipi 2: 2-4). Makna dari aspek ini dilandasi dengan firman Tuhan dari (Galatia 6:1-10) “Saling membantulah  kamu”.



BAB III
PENUTUP
3,1 Kesimpulan
Seni budaya kita di daerah julukan seribu pulau tentu mendapat perhatian dari banyak pihak, sebab seni asli daerah tentu memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri serta memiliki nilai-nilai positif yang telah dipaparkan melalui pembahasan sebelumnya, hal ini sangat penting agar kita dapat mengambil makna positif dari sebuah budaya atau seni tari untuk di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari selaku orang beriman. Dengan demikian tari Maku-Maku dari negeri Soahuku yang diwariskan oleh para luluhur ini, secara budaya lokal sangat penting untuk dipelihara, dihidupkan, dikembangkan dan dilestarikan sebagai identitas seni budaya daerah Maluku sehingga dapat membawa pengaruh positif bagi kita selaku umat kristiani.




              Source: Pdt. Chris Tamaela

2 komentar:

  1. It's really usefull for my home work thank's a lot!

    god grace be with u! :)

    BalasHapus
  2. I'm glad to hear that.
    You're welcome ^^

    God bless u abundantly

    BalasHapus