WELCOME TO MY BLOG :)

Pribadi, Berita Unik, Cerita, Cinta, Inspiration

ENJOY at this blog !


Jumat, 15 Maret 2013

Bingkai Kita


 
BINGKAI KITA

Malam itu cuaca sangat dingin menusuk kulit, hujan rintik-rintik terus turun hingga menjadi deras. Aku dan Marco sedang berada di beranda rumah Marco. Kami menikmati Capuccino panas yang telah dibuat oleh kami untuk mengusir rasa dingin. Tiap malam aku memang sering datang ke rumah Marco, sekedar untuk bercengkerama dengannya. Aku juga sangat senang bermain di rumahnya karena keluarganya juga sangat menyukaiku. Karena rumahnya begitu dekat dengan rumahku, orangtuaku tentu mengizinkanku bermain ke rumahnya, Sebenarnya Marco adalah tetanggaku yang baru tinggal di kompleks kami beberapa bulan yang lalu.
“Ra, kamu sampai kapan akan tinggal di kompleks ini? Tanya Marco membuka pembicaraan.”
“Aku sih gak tau jelas, namun sepertinya aku akan tinggal lama disini. Emangnya kenapa? Jawabku”
“Ahh gak papa, Tanya doang kok. Emang gak boleh?”
“Gak papa sih.
“Ciyeee,, yang lagi berduaan niyeee !!! Suara Kak Christian mengagetkan kami”
Kakak Marco emang suka jahil, suka banget godain kami berdua. Entah apa yang dipikirnya. Padahal kami tak ada hubungan special sedikit pun.
“Apasih kamu kak, mengganggu aja, orang lagi pacaran juga! Marco cekikikan.
“Idihh kamu tuh yah Marco ! Sambil ku pukul ringan bahunya.
Ia meringis sakit..
“Yheee lebay deh kamu Marco !  Dipukul pelan juga !
“Ehem..ehemmm.. Oke deh yang lagi pacaran nih, takut mengganggu kalian sebaiknya kakak pergi deh. Kak Christian memainkan mata sebelahnya kearah Marco.
“Gituu dong kak. Hehee.
“Ihh Marco. Ucapku pelan
Aku sungguh malu dibuat kak Christian dan Marco.
“Udah deh Ra. Kamu gak usah malu gitu, bercanda kali Ra ! Hehehehe
“Gak lucu ! Jawabku sambil cemberut
“Cemberut makin cantik deh. Kayakkk…..
“Kayak apa??? Balasku cepat.
“Kayak Mpok Nori. Heheee… Candanya.
Aku semakin kesal dibuatnya. Marco emang orangnya suka gak seriusan. Sampai-sampai aku suka bingung membedakan kapan dia serius dan kapan dia bercandanya. Dasar tuh anak !
“Aku pulang yah Marco. Udah jam 9 nih, besok kan sekolah.
“Iya. Mau aku antar ?
“Yhee,, gak sampai sepuluh langkah juga nyampe ! Hihiii
Aku langsung berjalan pulang.
“Hehehee, oke see you yha ! Besok berangkat ke sekolah sama-sama yah !” Teriaknya
Aku hanya melambaikan tangan saja.
***
Esoknya, seperti janjinya kami berangkat sekolah bersama-sama.
Tepat jam 7, Marco menjemputku. Kami menaiki taxi. Kalo pergi bareng Marco, kami harus menaiki taxi yang harus bagus dan full music. Emang yah tuh anak ! Buanyaakkk maunya !
Kami berpisah di lingkaran ABE tempat pertukaran taxi, karena sekolah aku dan Marco berbeda. Dia bersekolah di sekolah swasta dan aku di sekolah negeri. Sehingga kami harus berpisah dan haruslah dia menaiki taxi di jalur dimana sekolahnya berada. Sedangkan aku hanya sekali saja menaiki taxi.
Hari itu aku lewati di sekolah seperti biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Itu yang menyebabkanku secepat kilat keluar dari sekolah ketika Bel pulang berbunyi. Bel sekolah kami memang suaranya seperti alunan melodi-melodi yang hanya satu kata saja dapat aku deskripsikan “ANEH”. Tak heran siswa-siswa di sebuah SMA di dekat sekolah kami mengatakan bahwa Bel di sekolah kami bagaikan suara nada musik penjual es krim yang biasa lewat. Itu yang membuatku juga sangat malas untuk mendengarkan bel itu. Nahlo, kok jadi bicarain ke bel sekolah yah?!
Siang itu matahari bak ingin membakar kulit hingga gosong, letak sekolah kami memang di dataran tinggi, sehingga mengharuskan kami sepulang sekolah harus berjalan turun ke jalan raya untuk mendapati taxi pulang. Namun aku biasanya tak akan dulu pulang, aku singgah ke warung prambors tempat menjual es buah dan pisang ijo, itu sudah menjadi rutinitasku bila tak sibuk.
Sesampainya aku di warung, aku mendapati Marco bersama teman-teman sekolahnya. Tak heran, warung itu memang tempat nongkrong kami di siang bolong. Kami yang aku maksud itu hanya aku dan Marco saja, tidak ditambah teman-temannya ! Aku mengurungkan diri untuk masuk kedalam karena ku lihat dia bersama temannya. Dan semuanya cowok ! Aku tentu saja malu untuk masuk ke dalam. Ketika aku membalikkan badan.
“Ra,, mau kemana kamu ? Teriak Marco.”
Tentu saja aku berbalik lagi..
“Mau pulang ! Jawabku. “
“Lhoo, udah di depan warung tanggung loh gak masuk ! Sini-sini.” Ajaknya.
Dengan terpaksa aku menahan rasa malu ku dan mau untuk bergabung, itu sungguh menyebalkan ! Rutukku dalam hati.
 “Kamu duduk disini, samping aku !” Ucapnya dengan manis
“Nihh anak nyebelin banget deh. Batinku
Setelah aku duduk disampingnya, kucubit pahanya. Sontak Marco kaget dan tidak sengaja tangannya terkena mangkuk dan menumpahkan setengah isi mangkuk es pisang ijonya.
“Kenapa Marco ? Tanya seorang cowok yang kulitnya putih, bermata sipit, dan giginya itu agak tonggos. Aku pikir dia sepertinya orang China.
“Ahhh, gak papa Nathan. Hanya saja tadi pahaku sakit, seperti dicubit kuntilanak.Jawabnya”
Konyoolll  ! batinku
Temannya yang ku ketahui namanya ternyata Nathan itu, jelas tidak mungkin percaya hal yang konyol itu, tapi dia manggut-mangggut tanda mengerti saja mendengar jawaban Marco.
“Oh iya, kenalin. Ini Nathan, ini Haryawan, ini Daniel, dan ini Viktor. Melihat mereka…
Haryawan, orangnya terlihat cuek.
Daniel, dia merupakan teman SDku dulu, jadi aku sudah mengenalnya. Ternyata dia dekat dengan Marco. Aku kaget melihatnya.
Dan Viktor, orangnya ramah. Badannya lumayan gede, sepertinya dia suka makan. Aku baru datang saja dia sudah menghabiskan dua mangkuk es buah.
Teman-teman yang aneh, sama deh dengan si Marco !
“Haaayyyy… Kataku, sok akrab sambil senyum termanis yang aku punya.”
***
Heyyy,, tapi ternyata mereka itu dancer loh.
Aku baru tahu, ketika kami pulang dari Prambors, langsung singgah ke rumah Marco. Marco mengajak aku, dan ternyata mereka berlatih dance untuk pentas seni di sekolah mereka yang akan diadakan dua bulan lagi. Kakak Marco yang bernama Gabriel adalah Dancer juga, dan kakaknya beserta kawan-kawannya  adalah senior daripada Marco CS. Grup dance kakaknya bernama Potred Dancer, sedangkan Marco dan kawan-kawan Junior Lakers Dancer. Ketika mereka berlatih aku sungguh terpesona melihat kehebatan mereka. Viktor yang kukira badannya lumayan gede, ternyata dia sangat lincah menggerakkan badannya. Aku sungguh dibuat terkejut akan hal ini.
“Wooiiiyy,, ngelamun aja !
Aku terkejut. Marco mengagetkanku tiba-tiba.
“Ihhh Marco, bikin kaget ajah ! Ih jauh-jauh sana bau tauk, kamu keringatan !
“Yaelahh Ra, kejam banget kamu sama aku. Yaudah aku pergi nih.
“Ciyeeee,, ngambek. Hahahaha. Bercanda doang kok !
Ohyaaaa, aku pulang yah. Dadaaa semuanya.
Akupun berlalu tanpa mau mendengar komentar Marco untuk tetap menanhanku tidak pulang. Aku tau benar, dia akan memasang 1001 tampang wajah memelasnya padaku agar aku tidak pulang, aku memang tak tegaan.
***
 Akhirnya bulan Oktober bulan acara Pensi merayakan HUT di sekolah Marco pun tiba, aku dipaksa datang oleh Marco. Aku sebenarnya ingin menolak karena tak ada teman. Namun karena Marco telah memberikanku karcis masuknya, akhirnya akupun datang, agar tak mengecewakan dirinya.
Tiba waktunya Marco dan kawan-kawan pentas, mereka yang pentas untuk menutup acara.
Ini dia yang aku tunggu-tunggu.
Performance mereka sungguh luar biasa, bagus banget. Semua penonton bertepuk tangan riuh selesai menonton aksi mereka.
Setelah itu aku langsung keluar dari aula tempat acara, ternyata matahari sudah tenggelam.
Marco, langsung menghampiriku ketika melihatku.
“Gimana Ra? Bagus gak penampilan kami.
“Hmmmmmmmmmm..
Aku sengaja menjawab lama, wajah penasaran mereka pun nampak.
“Beeehhh,, oke punya deh ! Jawabku memecah rasa penasaran mereka.
“Hehehehee, pastinya donk. balas Marco dengan percaya dirinya.
Memang harus aku akui, Marco memang orangnya susah ditebak. Dibalik semua itu dia memang orangnya asyik banget, gak ngebosenin kalo ngobrol dengannya. Dan ada saja kejutan-kejutan baru dari tingkahnya yang membuatku nyaman punya teman sepertinya.
Bulan itu juga aku mendapat kabar dari Mama bahwa kami harus pindah menyusul Papa ke kota Sorong. Aku awalnya menolak mentah-mentah, namun Mama juga telah mengurus semua kepindahan kami. Dan itu membuatku sangat terpukul, aku harus meninggalkan Marco. Aku tak mau, kami baru setahun saling mengenal dan bermain bersama. Aku baru saja memiliki teman cowok yang asyik seperti dia.
Dan malam itu, dua hari sebelum aku berangkat, aku menceritakan hal itu pada Marco.
“Marco, dua hari lagi aku akan pindah, Ucapku teratur.
“Hahaaa,, bercanda kan kamu? Katamu kamu akan tinggal lama di kompleks ini.
“Iyaa. Aku juga kaget, sewaktu Mama bilang hal ini sama aku. Aku serius Marco !
Aku dapat melihat raut wajah Marco udah berubah banget. Tampaknya dia sedih mendengar hal ini, aku jadi ikutan sedih. Namun Marco tampaknya menyembunyikan raut wajah sedihnya itu.
“Oh begitu yah Ra, mungkin ini memang sudah perencanaan yang matang oleh orangtuamu Ra !
“Sepertinya begitu. Jawabku sedih
“Wajahnya jangan gitu dong, jadi cantik kayak Mpok Nori.
Marco berhasil membuatku tertawa. Begitulah dia.
Aku pulang yah Marco.
“Ehh tunggu dulu, kita berfoto dulu untuk terakhir kalinya sebelum kamu pergi.
Akupun mengiyakan.
Setelah itu aku pulang.
***
Hari ini tanggal 29 Oktober, aku dan Mama akan berangkat duluan Ke Kota Sorong dengan menggunakan pesawat.
Hari itu aku dan Mama berangkat pagi hari, Marco dan teman-teman Junior Lakers Dancer, bela-belain tidak ke sekolah demi mengantarku ke Bandara.
Kemudian aku harus mendapatkan pemeriksaan, masuk ke waiting room untuk boarding beberapa menit lagi.
“Ra, jaga diri kamu baik-baik yah disana ! Yang pintar disana. Jangan nakal ! Hehee Katanya sambil menepuk bahuku dan tetap cengar-cengir.
“Iya Bos ! Balasku
“Kami akan merindukanmu, Ra ! Kata  Haryawan si cowok cuek.
Aku kaget, baru pertama kali dia mengajakku bicara.
“Aku juga akan merindukan kalian semua. Tiba-tiba airmataku jatuh, aku tidak kuasa menahan airmataku, Aku tidak sanggup meninggalkan mereka.
“Ayo Ra, kita harus kesana mendapatkan pemeriksaan. Kata Mama.
“Iya Ma. Balasku
“Tunggu Ra. Kata Marco.
“Ini dari kami untuk kamu. Kata Marco sambil menyodorkan sebuah bingkisan kado padaku.
Kado itu berukuran lumayan besar. Dibungkus kertas kado berwarna ungu dan pita berwarna emas. Imut sekali. Entah dimana mereka menyembunyikannya, tiba-tiba bingkisan itu mereka berikan padaku. Padahal aku tidak melihatnya sedari tadi.
“Makasih yah, ucapku. Aku pergi yah. Jaga diri kalian baik-baik. Sukses yah buat Grup dancer kalian, semoga smakin eksis ! Byeee… Kataku sambil berlalu dan melambaikan tangan pada mereka.
Aku berjalan ke tempat pemeriksaan, sampai tak dapat lagi melihat jelas bayangan mereka.
                                                                        ***
Di dalam pesawat, aku membuka bingkisan kado tersebut. Ternyata dalamnya berisi sebuah bingkai yang di dalamnya terdapat dua foto di tengah-tengahnya foto aku bersama Junior Lakers Dancer di pensi dan juga foto aku dan Marco sewaktu terakhir kali kami foto bersama dan masih banyak lagi foto-fotoku dan Marco dengan tampang konyol kami yang mengelilingi dua foto itu.
Didalamnya juga terdapat secarik kertas yang berisi kata-kata :
“Dalam waktu singkat kita dapat berkenalan, dalam waktu yang singkat, kita dapat saling mengenal pribadi satu dengan yang lain. Kita adalah SATU, yang tak akan terpisahkan. Kami akan merindukan hari-hari tanpa sosok Mpok Nori sepertimu, Reizra. Sahabat cewek satu-satunya yang kami punya. Jika kamu merindukan kami, pandanglah saja foto-foto itu. Begitu juga sebaliknya dengan kami ! “                                        
           Salam
 Junior Lakers Dancer.

               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar