WELCOME TO MY BLOG :)

Pribadi, Berita Unik, Cerita, Cinta, Inspiration

ENJOY at this blog !


Senin, 26 September 2016

TRADISI HITI UPU/INA LATU Negeri Soahuku (PENGANGKATAN RAJA)



Adat/tradisi angkat raja atau yang biasanya disebut Hiti Upu Latu atau Ina Latu dilakukan secara adat istiadat atau lokal di negeri. Yang dimaksudkan dengan adat disini adalah tata cara pengangkatan Raja yang biasanya berlaku beberapa waktu lalu dari generasi ke generasi khususnya dalam satu mata rumah saja. Misalnya keluarga Tamaela sudah 300 tahun lebih memerintah di Negeri Soahuku (Lilipory Kalapesssy).
Proses pengangkatan Raja tersebut secara intern atau kekeluargaan dalam mata rumah, dalam hal ini harus mengadakan perundingan untuk mencari kesepakatan dulu, kumpul keluarga besar, secara tradisi atau adat ada kesepakatan mengajukan kira-kira siapa di dalam mata rumah yang bisa memimpin , boleh pria atau wanita, namun tidak boleh usia muda, paling kurang sudah mengetahui adat istiadat di dalam negeri Soahuku. Pembawaannya pun harus baik, dimana bisa tampil dalam masyarakat dengan sosok yang dihormati, bertanggung jawab, mengayomi masyarakat dan bisa membawa negeri ke arah yang lebih baik. Kesepakatan tersebut sangat menentukan, yang terpilih akan dilepas dan dilantik menjadi Raja.

Persiapan pengangkatan Raja ,
Pertama secara intern yaitu bersama-sama dengan keluarga satu mata rumah berdoa bersama kemudian mendapat nasihat, ajaran, perintah dari orang yang tertua dalam keluarga, setelah itu makan bersama. Yang kedua secara adat dilakukan oleh pemerintah negeri/ saniri negeri, Maweng, tuan tanah (Amanupui), Kewang darat dan laut, kapitang. Menentukan harinya, hari yang baik agar semua bisa berpartisipasi dan upacara dilakukan di rumah adat (Baileo).
Malam sebelum dilantik biasanya Matawana (tidak tidur sampai pagi), suwo-suwo (duduk-duduk), ada kapata, sou-sou(bicara-bicara). Subuh tifa dibunyikan sebagai tanda Raja akan segera dilantik kemudian ada juga kapata sebagai pengiring.

PELANTIKAN
Sebelum ke Baileo Raja akan dijemput oleh kelompok hasurete (kelompok kapata dan cakalele) di kediaman Raja dan kemudian dikawal dan diantar oleh kelompok tersebut ke Baileo. Busana atau pakaian yang dipakai oleh Raja terpilih apa adanya saja. Setelah tiba di Baileo, Kira-kira jam 9 atau 10 pagi masuk dalam prosesi pengangkatan, Raja dilantik oleh Tuan tanah (Amanupui) dan saniri negeri di Baileo disaksikan oleh seluruh masyarakat dan juga pela dari negeri Soahuku yang diundang. secara protokoler adat Raja harus mengucap janji dan sumpah adat, dimana Tuan adat berbicara kepada Raja terpilih dengan bahasa daerah, setelah Raja mengucap janji maka janji itu harus dipegang, tanggung jawab harus diemban. Setelah itu, kain merah atau kain berang diikatkan di kepala sebagai symbol kepemimpinan, di bahu symbol tanggung jawab dan di pinggang sebagai symbol sudah ikat diri dengan tanggung jawab.

Setelah dilantik, maka ada makan sirih pinang oleh seluruh partisipan atau minum sopi yang mana ditaruh di bamboo yang juga diminum oleh semua orang yang duduk ada bersama terlebih khusus saniri negeri. Diselingi dengan kapata, sambutan dari Raja yang telah dilantik kemudian doa (perawai).

Setelah acara pelantikan selesai, Raja diantar ke rumah oleh hasurete kemudian diikuti dengan acara Maku-Maku (tarian rakyat) di malam hari. Kemudian keesokan harinya makan patita.
Source : Pdt. Chris Tamaela

Tidak ada komentar:

Posting Komentar