Adat/tradisi angkat raja atau yang biasanya disebut Hiti Upu
Latu atau Ina Latu dilakukan secara adat istiadat atau lokal di negeri. Yang
dimaksudkan dengan adat disini adalah tata cara pengangkatan Raja yang biasanya
berlaku beberapa waktu lalu dari generasi ke generasi khususnya dalam satu mata
rumah saja. Misalnya keluarga Tamaela sudah 300 tahun lebih memerintah di
Negeri Soahuku (Lilipory Kalapesssy).
Proses pengangkatan Raja tersebut secara intern atau kekeluargaan
dalam mata rumah, dalam hal ini harus
mengadakan perundingan untuk mencari kesepakatan dulu, kumpul keluarga
besar, secara tradisi atau adat ada kesepakatan mengajukan kira-kira siapa di
dalam mata rumah yang bisa memimpin , boleh pria atau wanita, namun tidak boleh
usia muda, paling kurang sudah mengetahui adat istiadat di dalam negeri
Soahuku. Pembawaannya pun harus baik, dimana bisa tampil dalam masyarakat
dengan sosok yang dihormati, bertanggung jawab, mengayomi masyarakat dan bisa
membawa negeri ke arah yang lebih baik. Kesepakatan tersebut sangat menentukan,
yang terpilih akan dilepas dan dilantik menjadi Raja.
Persiapan pengangkatan
Raja ,
Pertama secara intern yaitu bersama-sama dengan keluarga satu
mata rumah berdoa bersama kemudian mendapat nasihat, ajaran, perintah dari
orang yang tertua dalam keluarga, setelah itu makan bersama. Yang kedua secara
adat dilakukan oleh pemerintah negeri/ saniri negeri, Maweng, tuan tanah
(Amanupui), Kewang darat dan laut, kapitang. Menentukan harinya, hari yang baik
agar semua bisa berpartisipasi dan upacara dilakukan di rumah adat (Baileo).
Malam sebelum dilantik biasanya Matawana (tidak tidur sampai pagi), suwo-suwo (duduk-duduk), ada
kapata, sou-sou(bicara-bicara). Subuh
tifa dibunyikan sebagai tanda Raja akan segera dilantik kemudian ada juga kapata sebagai pengiring.
PELANTIKAN
Sebelum ke Baileo Raja akan dijemput oleh kelompok hasurete (kelompok kapata dan cakalele) di
kediaman Raja dan kemudian dikawal dan
diantar oleh kelompok tersebut ke Baileo. Busana atau pakaian yang dipakai oleh
Raja terpilih apa adanya saja. Setelah tiba di Baileo, Kira-kira jam 9 atau 10
pagi masuk dalam prosesi pengangkatan,
Raja dilantik oleh Tuan tanah (Amanupui) dan saniri negeri di Baileo
disaksikan oleh seluruh masyarakat dan juga pela dari negeri Soahuku yang
diundang. secara protokoler adat Raja harus mengucap
janji dan sumpah adat, dimana Tuan adat berbicara kepada Raja terpilih dengan bahasa daerah, setelah Raja
mengucap janji maka janji itu harus dipegang, tanggung jawab harus diemban.
Setelah itu, kain merah atau kain berang
diikatkan di kepala sebagai symbol kepemimpinan, di bahu symbol tanggung jawab
dan di pinggang sebagai symbol sudah ikat diri dengan tanggung jawab.
Setelah dilantik, maka ada makan sirih pinang oleh
seluruh partisipan atau minum sopi yang mana ditaruh di
bamboo yang juga diminum oleh semua orang yang duduk ada bersama terlebih
khusus saniri negeri. Diselingi dengan kapata, sambutan dari Raja yang telah
dilantik kemudian doa (perawai).
Setelah acara pelantikan selesai, Raja diantar ke rumah oleh
hasurete kemudian diikuti dengan acara
Maku-Maku (tarian rakyat) di malam hari. Kemudian keesokan harinya makan
patita.
Source : Pdt. Chris Tamaela